oleh Emma Hermawati pada 31 Agustus 2011 pukul 11:09
yang selalu berusaha tersenyum didepan kita, anak-anaknya..
tegakah kau, adik-adikku menghapus ketulusan senyum itu dengan tingkah tak terpuji?
tegakah kita meneteskan air di matanya yang bahkan mata itu tak menangis ketika ia kehilangan sandaran hidupnya dua belas tahun yg lalu?
Demi Allah...betapa berdosanya kita ketika ulah kitalah yg membuat ia mesti mengelus dada...
Bunda....satu-satunya harta paling berharga yg kita miliki saat ini..
Ia satu-satunya orang di muka bumi yang tak mampu menelan sesuap makanan enak tanpa berkata "bagaimana bisa ku menyantap makanan seenak ini sementara jauh disana anak-anakku tak merasakannya?"
Hanya ia orang di dunia yang selalu berkata "bagaimana bisa aku hidup berkecukupan disini sementara jauh disana anak-anakku belajar dan kerja dengan hidup yang apa adanya?"
Tak ada orang lain yang pontang panting ketika satu persatu permintaan anak-anaknya menghampiri....
tapi wajah tua yang telah penuh kerut merut itu tak bergeming. Dengan segala kesederhanaannya Ia terlalu perkasa dimataku..
Hari ini....di kursi tua itu ia duduk menunggu dengan surganya dan alangkah meruginya kita yang terlahir dari rahim sucinya sementara tak mampu kita meraih ridha Allah darinya...
Bunda....hari ini izinkan kami, anak-anakmu tuk dapat mencium wangi surga ditelapak kakimu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar