oleh Emma Hermawati pada 17 Agustus 2011 pukul 14:24
Kata "pohon" membuatku tegang, Yang Mulia. Kata itu penuh dengan kengerian dan misteri, segala hantu dan setan. Kau tak dapat melihat jauh ke depan. Kau dikepung. Keadaan gelap. Sinar matahari tersesat dalam sandyakala pepohonan. Dalam sandyakala ini sgalanya terasa tak nyata. Tidak..aku tak mencintai pepohonan. bayang2 pepohonan menindasku dan suara2 kertap dahan2 membuatku sedih.
Aku cinta hal2 sederhana:angin, pasir dan batu. Gurun pasir adalah hal yg sederhana, sesederhana tusukan pedang. Hutan sebaliknya, njelimet sperti simpul Gordian. Aku akan tersesat di hutan.
......itulah satu2nya pemisahan yang nyata antara lelaki hutan dan lelaki gurun. Intosikasi Timur yg kering datang dari gurun, tempat dimana dunia adalah sederhana dan tanpa masalah.
Sedang hutan, mereka penuh pertanyaan
Hanya gurun yang tak meminta, tak memberi dan tak menjanjikan apapun. Tapi api dari jiwa yang datang dari hutan.
Lelaki gurun hanya punya satu wajah dan hanya tahu satu kebenaran dan kebenaran yang satu itu telah membahagiakannya.
Lelaki hutan punya banyak wajah..........
adapted from Ali dan Nino, a Novel by Kurban Said
Silahkan memilih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar