oleh Emma Hermawati pada 30 Agustus 2011 pukul 18:34
sekedar berbagi pikiran:
Dalam kehidupan sosial budaya secara umum, konsep Bhineka Tunggal Ika mugkin masah bisa diterima sebagai sesuatu yg wajar & biasa. Tapi dalam persoalan ibadah seperti penetapan 1 Syawal mis_apakah masih ada celah untuk perbedaan itu sehingga menjadi sesuatu yg lumrah, indah & perlu toleransi? Miris rasanya medengar kalimat2 megenai perbedaan Idul Fitri yg cukup dimaknai seperti sebatas perbedaan budaya biasa yg jadi lebih indah karena ragamnya. Para umara & ulama mestinya bisa mengkaji penyebab permasalahan ini tanpa mengatasnamakan kepentingan masing2 sehingga umat muslim tidak perlu dibingungkan dengan persoalan perbedaan penetapan jatuhnya hari besar Islam seperti tahun2 terrakhir.
Dalam kehidupan sosial budaya secara umum, konsep Bhineka Tunggal Ika mugkin masah bisa diterima sebagai sesuatu yg wajar & biasa. Tapi dalam persoalan ibadah seperti penetapan 1 Syawal mis_apakah masih ada celah untuk perbedaan itu sehingga menjadi sesuatu yg lumrah, indah & perlu toleransi? Miris rasanya medengar kalimat2 megenai perbedaan Idul Fitri yg cukup dimaknai seperti sebatas perbedaan budaya biasa yg jadi lebih indah karena ragamnya. Para umara & ulama mestinya bisa mengkaji penyebab permasalahan ini tanpa mengatasnamakan kepentingan masing2 sehingga umat muslim tidak perlu dibingungkan dengan persoalan perbedaan penetapan jatuhnya hari besar Islam seperti tahun2 terrakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar